Said bin Zaid al Adawy Ra. Pembuka Hidayah Umar

Said bin Zaid al Adawy Ra. Pembuka Hidayah Umar

said bin zaid al adawy, pembuka hidayah umar, sahabat rasul, assabiqunal awwalun.
Said bin Zaid al Adawy Ra. Pembuka Hidayah Umar-Said bin Zaid al Adawy merupakan sosok sahabat nabi yang termasuk ke dalam as Sabiqunal aw-Walun. ia masuk Islam bersama istrinya Fathimah binti Khattab, adik dari Umar bin Khattab. Ia juga merupakan sahabat yang telah dijanjikan akan masuk Surga.

 1.Said Remaja

Sejak remaja, Said memang menghindari perbuatan perbuatan Jahiliyyah kaum Quraisy. Ia tak pernah melakukan kegiatan yang umumnya dilakukan kaum Quraisy seperti Judi, minum minuman keras, main wanita, dan perbuatan nista lainnya.


Sifatnya itu memang sudah keturunan dari ayah kandungnya yang bernama Zaid bin Amru bin Naufal. Ayahnya telah meyakini kebenaran agama Ibrahim, tapi bukan pengikut agama Yahudi dan Nashrani. Bahkan ia sangat mencela perbuatan perbuatan jahiliyyah kaum Quraisy waktu itu.Ia sangat merindukan nabi dari keturunan Ismail, yaitu nabi Muhammad Saw. Walaupun ia tak sempat merasakannya.

Karena didikan ayahnya yang sangat mulia inilah, Said tumbuh menjadi remaja yang Saleh. Ketika Nabi menyampaian risalahnya, Ia dan istrinya langsung menyambut risalah tersebut. Tanpa ada rasa khawatir dan takut walau saat itu kaum Quraisy melancarkan serangan kepada orang orang yang memeluk agama Islam. Umar bin Khattab yang merupakan kakak iparnya sendiri termasuk salah satu tokoh Quraisy yang sangat membenci Islam.

2. Hidayah Untuk Umar

Hingga suatu saat, ketika Said dan istrinya sedang belajar al-Quran dari Khabbab bin arats di rumahnya. tiba tiba terdengar gedoran Umar dari pintu rumahnya. Suasana pengajaran menjadi kacau, Khabab segera bersembunyi sambil terus meminta pertolongan dan perlindungan dari Alloh SWT.

Said dan istrinya menuju pintu sambil menyembunyikan lembaran lembaran Mushaf di balik pakaiannya. Ketika pintu dibuka oleh Said, Umar melontarkan pertanyaan dengan suara keras dan tatapan mata tajam. “benarkan desus desus yang kudengar, bahwa kalian telah Murtad.!!”

Alih alih takut dengan bahaya yang mengancam dari tatapan mata Umar,Dengan kekokohan imannya ia malah menjawab dengan berani “Wahai Umar bagaimana jika memang kebenaran ada pada pihak mereka.”

Jawaban Said membuat Umar semakin meradang dan marah besar, Ia kemudian memutar kepala Said dan membantingnya ke tanah dengan sangat keras. Umar sepertinya ingin segera menghabisi nyawa Said. Fatimah yang turut membantu suaminya, tak berdaya menghadapi kekuatan Umar.

Bukannya menyerah, Fatimah justru melawan dengan penuh keberanian “Hai musuh Alloh, kamu berani memukul saya karena saya beriman kepada Alloh,...!! Berbuatlah yang kamu suka, karena saya akan tetap bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah Rasululloh...!!

Umar seakan tak percaya, Fatimah yang tak lain adalah adiknya sendiri berani menantangnya. tetapi justru dari keheranan dan ketidak percayaannya itu, Amarahnya menjadi reda, dan kemudian menjadi titik balik ia memperoleh hidayah dan akhirnya masuk Islam.

Said hidup di masa kejayaan Islam. Dimana waktu itu banyak lowongan jabatan yang pantas ia duduki, tetapi ia menolaknya, ia memlih menjadi prajurit biasa. bahkan ketika ia ditawari menjadi Gubernur di Damaskus yang baru saja ditaklukan oleh Saad bin abi waqash. Ia tetap menolaknya dan memilih menjadi prajurit biasa. Ia hanya ingin terus memperjuangkan kalimat Alloh dan panji panji kebenaran. Dia meninggal di usiannya yang 73 tahun di Madinah tahun 51H

Previous
Next Post »

Bagaimana Menurutmu..?? ConversionConversion EmoticonEmoticon